Menhub dan PT KAI Diharapkan Wujudkan Kereta Api Komuter Mebidang

kereta api komuter

topmetro.news – Kota Medan terus berkembang, termasuk transportasinya. Ke depan, sudah selayaknya Kota Medan berserta wilayah penyanggah di sekitarnya terhubung dengan kereta api komuter.

Chairman North Sumatera Tourism Board Ir Raya Timbul Manurung MSc (Ratiman) kepada topmetro.news, Sabtu (6/7/2019), mengatakan, bahwa kebutuhan warga Medan terhadap keberapaan kereta api, sebenarnya terus bertambah.

Namun, ada beberapa jalur kereta api yang ada saat ini, justeru sepi penumpang. Menurut alumni Teknik Geologi UGM 1980 ini, terbatasnya stasiun pendukung, kemungkinan menjadi salah satu penyebabnya.

Lantas, pengamat yang satu almamater dengan Menteri Budi Karya Sumadi (Teknik Arsitektur UGM) ini pun menyampaikan usulannya terkait pengembangan perkeretaapian di Kota Medan dan sekitarnya.

Medan – Binjai

Pertama adalah pembentukan kereta api komuter Medan Binjai Deli Serdang (Komuter Mebidang).

Dikatakannya, saat ini sudah berjalan lancar kereta api Medan- Binjai sepanjang 21 km. Ada 40 kali sehari rute itu dilayani. Mamun, kata Raya Timbul, alangkah baiknya bila antara Medan dan Binjai dibangun penambahan stasiun penumpang. Misalnya di Sekip, Kapten Muslim, Klambir Lima, Sei Semayang, dan Diski.

“Hal ini mirip Kereta Api Prameks Yogya Solo. Yang semula stasiun penumpang hanya ada di Solo Balapan dan Lempuyangan Yogya. Lalu ada tambahan stasiun penumpang di Bandara Maguwo. Sekarang ditambah stasiun penumpang di Klaten,” katanya.

“Bentuk stasiun simpel saja. Sempit memanjang kiri kanan rel kereta api. Seperti Stasiun Pondok Jati Kayu Manis Jakarta, Stasiun Palmerah, atau Stasiun Karet,” sambung Manurung.

Medan – Lubuk Pakam

Raya Timbul lalu menyinggung soal kereta api komuter Medan – Lubuk Pakam sepanjang 30 km.

Kata dia, saat ini antara Medan dan Lubuk Pakam sudah selesai dibangun Stasiun Bandar Kalipah, Batang Kuis, dan Aras Kabu. Namun fungsinya hanya untuk mendukung kelancaran Kereta Api Bandara Medan – Kuala Namu.

“Alangkah bagusnya, bila jalur ini juga difungsikan sebagai jalur kereta api komuter Medan – Lubuk Pakam. Selain itu, perlu juga ditambah stasiun penumpang satu lagi di Perumnas Mandala atau Denai,” katanya.

Komuter Medan – Belawan

Kemudian Timbul melihat juga, perlunya pengadaan kereta api komuter Medan – Belawan sepanjang 25 km.

Disebutkannya, saat ini sudah ada Kereta Api Medan – Belawan. Tapi tersendat sendat, karena penumpang terbatas. yang disebabkan tidak adanya stasiun pemberhentian sepanjang jalur Medan – Belawan.

“Alangkah baiknya dibangun stasiun pemberhentian di Glugur Darat atau Pulau Brayan, Kawasan Industri Medan, Perumnas Martubung, dan Sungai Mati. Ini untuk menambah akses bagi penumpang,” katanya.

BACA | Total Penumpang KA Selama Lebaran Naik 2 Persen

Keterpaduan Mebidang

Selanjutnya, kata Raya Timbul Manurung, dibuat keterpaduan antara kereta api Medan Binjai, Medan Lubukpakam, dan Medan Belawan. Hal ini bisa dengan nemanfaatkan Stasiun Besar Kota Medan sebagai stasiun transit.

“Serta pembelian tiket kereta api bisa meniru kereta api komuter Jakarta,” katanya.

Menurutnya, dengan dibentuknya Jaringan Komuter Mebidang, maka akan ada transportasi massal yang membantu warga Mebidang. Dan juga akan mengurangi kemacetan di Kota Medan dan sekitarnya.

“Setiap hari Kota Medan lalu lalang para pekerja komuter ke kawasan industri Mabar Belawan, Daerah Industri Diski Sei Semayang. Setiap hari di daerah Mebidang ada pekerja penglaju 200.000 orang, yang memerlukan transportasi masal,” katanya.

Diungkapnnya, usulan tersebut juga dikemukakan langsung ke Balai Kereta Api Sumatera Utara pada acara diskusi panel di Hotel Grand Aston Medan, Kamis 27 Juni 2019 lalu. “Dimana Balai Kereta Api sebagai salah satu pembicara utama,” tutup Raya Timbul Manurung.

reporter | Jeremi Taran

Related posts

Leave a Comment